Peringatan Satu Bulan Kematian Affan oleh Koalisi Sipil, Menolak Lupa

Koalisi Masyarakat Sipil menggelar aksi peringatan satu bulan tewasnya seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, akibat dilindas oleh mobil Brimob pada sekitar akhir Agustus lalu. Aksi ini dilaksanakan di Pejompongan, Jakarta Pusat, pada 30 September, untuk mengingat tragedi yang memprihatinkan tersebut.

Dalam momen tersebut, para peserta mengadakan kegiatan menyalakan lilin sebagai simbol harapan dan permohonan keadilan. Aktivitas ini merupakan cerminan rasa peduli terhadap hak asasi manusia dan penegakan hukum yang seharusnya diterapkan oleh pemerintah.

Koordinator kontras Dimas Arya Bagus Saputra menyampaikan bahwa aksi ini adalah upaya mengingatkan publik akan perlunya perhatian serius terhadap penegakan hukum dan hak asasi manusia yang kini dianggap terabaikan. Ia menegaskan perlunya kesadaran kolektif untuk tidak melupakan kasus ini agar tidak terulang di masa mendatang.

Dimas juga menekankan bahwa masyarakat harus terus bersuara melawan tindakan yang dinilai melawan nilai-nilai demokrasi. Melalui orasinya, ia menyuarakan harapan agar pemerintahan ini mendengarkan dan merespons tuntutan rakyat dengan lebih serius.

Aksi ini diwarnai dengan serangkaian poster berisi sejumlah tuntutan yang menyuarakan penolakan terhadap kekerasan yang dilakukan aparat terhadap masyarakat sipil. Salah satunya, para peserta menuntut agar kekerasan dan penculikan terhadap warga dihentikan.

Tindakan Brutal dan Ketidakadilan yang Berulang

Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online, tewas dalam insiden yang menggugah banyak hati. Misinya yang mulia sebagai penyedia layanan transportasi justru berujung pada tragis ketika ia dilindas oleh kendaraan pasukan keamanan. Yang lebih menyedihkan, ia tidak sedang terlibat dalam aksi demonstrasi saat kejadian, melainkan tengah menjalankan pekerjaannya.

Kematian Affan memicu protes yang lebih luas tentang perlunya menjaga keselamatan dan hak-hak masyarakat sipil. Hal ini mempertanyakan kembali bagaimana aparat seharusnya bertindak dalam situasi-situasi yang melibatkan rakyat dan kebebasan berpendapat.

Dimas menambahkan bahwa situasi saat ini menunjukkan adanya kebutuhan mendesak untuk memperbaiki perilaku negara terhadap rakyatnya. Apabila tindakan represif terus berlanjut, ini akan membawa negara menuju pola pemerintahan yang jauh dari hak asasi manusia.

Diskusi mengenai persoalan HAM dan perlindungan masyarakat sipil masih sangat krusial, terlebih melihat pengalaman pahit yang diderita oleh banyak pihak. Masyarakat seharusnya berani mengingat kembali insiden-insiden kekerasan yang pernah terjadi dan menuntut perubahan yang berarti.

Aksi peringatan ini tidak hanya berfungsi untuk mengenang Affan, tetapi juga sebagai panggilan bagi seluruh masyarakat untuk bersama-sama berjuang demi kebebasan dan keadilan. Ini adalah momen untuk mengingat dan mendorong setiap orang agar bersikap kritis terhadap kebijakan bangsa.

Pentingnya Mengingat dan Melawan Lupa

Menyalakan lilin dalam aksi tersebut adalah simbol harapan dan ingatan kolektif akan tragedi yang dialami Affan. Aktivitas ini juga mengingatkan kita akan pentingnya melawan lupa terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM yang sering kali tenggelam dalam waktu.

Banyak peserta merasa perlu untuk tetap memperjuangkan keadilan, bukan hanya untuk Affan, tetapi juga bagi semua masyarakat lainnya yang mungkin mengalami nasib serupa. Kesadaran ini harus terus ditumbuhkan agar tindakan represif aparat tidak lagi dianggap biasa.

Kehadiran Koalisi Masyarakat Sipil dalam aksi ini menunjukkan semangat kolektif untuk memperjuangkan keadilan sosial. Mereka berharap agar semua elemen masyarakat turut berpartisipasi dalam penegakan hak asasi manusia demi menciptakan lingkungan yang lebih adil.

Dalam orasi yang disampaikan, Dimas menggarisbawahi bahwa perjuangan ini harus terus diupayakan. Hal ini karena tanpa diingat dan diperjuangkan, suara rakyat akan semakin tereduksi dan terpinggirkan.

Penting bagi setiap orang untuk memahami bahwa hak asasi manusia bukan hanya masalah individu tetapi juga menyangkut kehidupan berbangsa dan bernegara. Adalah tanggung jawab setiap lapisan masyarakat untuk bersuara dan bertindak demi keadilan.

Menuju Perubahan yang Lebih Baik dalam Sistem Hukum

Aksi di Pejompongan ini bukanlah akhir dari perjuangan. Ini hanya langkah awal dalam mewujudkan harapan untuk keadilan dan perlindungan hak asasi manusia yang lebih baik. Ke depan, diharapkan adanya perubahan signifikan dalam pendekatan pemerintah terhadap isu-isu HAM.

Pemerintah diharapkan mampu lebih sensitif terhadap kekerasan yang terjadi. Mereka perlu memiliki komitmen untuk melakukan investigasi yang fair dan transparan terhadap setiap insiden kekerasan, agar keadilan dapat ditegakkan.

Seluruh elemen masyarakat, termasuk media, organisasi non-pemerintah, dan individu, juga perlu berperan aktif dalam pengawasan. Dengan demikian, publik dapat berkontribusi dalam menjaga transparansi dan akuntabilitas setiap tindakan pemerintah.

Melalui tindakan kolektif dan solidaritas, diharapkan ke depan dapat tercipta perubahan kebijakan yang lebih berpihak kepada masyarakat. Ini merupakan upaya berkelanjutan yang harus dijaga agar tragedi yang sama tidak terulang lagi.

Akhirnya, dibutuhkan dukungan dari semua lapisan masyarakat agar selalu mengingat kejadian-kejadian seperti ini. Dalam pengingat itulah, harapan akan keadilan dan perlindungan hak asasi manusia bisa terjaga dan dituntut secara konsisten. Tujuannya adalah untuk menciptakan hidup yang lebih manusiawi dan penuh dengan penghormatan terhadap hak setiap individu.

Related posts